
Sampai saat ini saya masih terkesan
dengan beberapa percobaan kecil saya, yang membuktikan bahwa manusia
bisa menunjukkan kekuatan yang sangat luar biasa ketika lingkungan
mengondisikannya. Pada tahun 1993, saya mendirikan Multimedia Software
House di Jakarta. Saat itu saya merekrut karyawan, seorang preman
jalanan yang mempunyai sedikit bakat menggambar. Di hari pertamanya
bekerja di kantor, saya memberikan pengarahan dengan memberinya tugas
untuk membuat beberapa illustrasi latar belakang digital yang diperlukan
oleh multimedia proggamer saya, dan harus selesai sore itu juga. Saya
sengaja meninggalkan PC untuk keperluan design grafis dan seperangkat
Wacom Tablet (semacam pena digital) yang digunakan untuk menggambar
diatas PC. Saya hanya berpesan satu hal. Dia harus menyelesaikan
tugasnya dengan cara apapun atau dia harus pulang berjalan kaki tanpa
diberi ongkos.
Tidak ada kejadian yang aneh dengan
preman ini, sampai pada sore harinya, saat saya memeriksa hasil
pekerjaannya. Pekerjaan tersebut memang baru selesai 35%, tetapi dalam
waktu yang relatif singkat dia sudah bisa mengoperasikan sebuah PC dan
software Adobe Photoshop, padahal baru pagi itu dia mengenal komputer.
Sore itu, dia tak kalah gesit dengan designer yang sudah berpengalaman
di kantor saya. Ketakutan harus berjalan kaki sejauh lebih dari 4 km dan
melintasi daerah geng lawan membuatnya rela tidak makan siang dan sibuk
belajar pada designer saya agar dia bisa menyelesaikan tugasnya sore
itu juga. Karena dipaksa oleh keadaan, orang yang tadinya awam terhadap
komputer dalam sekejap menjadi ahli dalam mengoperasikan komputer dan
pena digital dengan hasil yang cukup mengagumkan. Ia berhasil merubah
ketakutan menjadi sebuah kesuksesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar